NGALAP BAROKAH ALHABIB ACHMAD ANIS BIN HASSAN BIN SYAHAB
Kalau
kita melihat foto di atas pastilah kita sudah kenal dengan beliau,Ya
Beliau adalah Al – Habib Ahmad Anis bin Hasan bin Shahab atau yang
lebih kita kenal dengan Ustadz Anis Shahab.Sebenarnya sudah lama saya
ingin menulis perjuangan dalam menyampaikan syiar Islam di Kecamatan
Lawang dan kebetulan saya juga memperoleh referensi dari sebuah Majalah
Islami ( ALKISAH) dan baru kemarin (Minggu,12 April 2009) saya mohon
ijin kepada Putra Beliau ( Ustadz Muhammad ) yang sekarang melanjutkan
perjuangan Ayahnya mengasuh pengajian Ahad pagi di Masjid Jami’
Babussalam Lawang.Baiklah mari kita simak pejuangan beliau dalam
menyampaikan syiar Islam di Gerbang Malang ini yang saya nukil dari
majalah ALKISAH.
Al
– Habib Ahmad Anis bin Hasan bin Shahab lahir di kota Surabaya,
tepatnya tanggal 12 Ramadhan 1358 H / 21 Agustus 1937 M.Al – Habib
Ahmad Anis, yang semasa hidupnya lebih dikenal dengan sapaan Ustadz
Anis, adalah putra ke dua pasangan Al – Habib Hasan bin Husein Bin
Shahab dan Syarifah ‘Aisyah binti Husein Ba’bud.
Ayahnya
adalah salah seorang ulama yang dikenal dengan kefakihannya dan sifat
kesabarannya.Sedangkan ibundanya adalah adik kandung Al – Habib
Muhammad bin Husein Ba’bud , pendiri Pondok Pesantren Daar An – Nasyien
Lawang.Berawal dari lingkungan keluarga yang sangat agamais inilah
kepribadian Habib Anis Shahab terbentuk.Al – Habib Anis belajar ilmu –
ilmu agama kepada ayahnya sejak masa kecilnya hingga beliau beranjak
remaja di kota Bondowoso.Setelah ayahnya meninggal dunia beliau
melanjutkan aktivitasnya menuntut ilmu – ilmu agama kepada pamandanya
yaitu Al – Habib Muhammad Husein Ba’bud di kota Lawang.Beliau juga
pernah mengenyam pendidikan umum hingga kuliah di Fakultas Hukum
Universitas Brawijaya, Malang.Namun masa kuliahnya itu hanya sempat
berjalan beberapa semester.Sepeninggal ayahnya pada tahun 1960,Habib
Anis menjadi tulang punggung keluarga, yang terdiri dari seorang ibu
dan tujuh saudara kandungnya.Ustadz Anis merupakan gambaran seorang
anak yang sangat taat dan berbakti kepada Ibunya, bahkan beliau selalu menyerahkan seluruh hasil kerjanya selama sebulan kepada sang Ibu.
Diceritakan
pula bahwa beliau adalah seorang yang dekat dengan orang shalih dan
cinta pada para ulama.Begitupun terhadap para salafus shalih,orang –
orang shalih tedahulu.Dan setiap hari beliau tak penah lepas membaca
Surah Ya – Sin, Surah Tabarak ( Al – Mulk ) dan tahlil yang ditujukan
kepada orang tua, para awliya, kerabat sanak family dan sahabat –
sahabatnya dan kebiasaan ini beliau tularkan kepada para santrinya
hingga saat ini.
Habib
Anis adalah seseorang yang gigih dalam dalam berdakwah.Sejak usia
muda,ia telah berkeliling untuk berdakwah dan mengajar,baik di tengah –
tengah kota maupun pelosok – pelosok desa beliau lakukan.Beliau
mengawali aktivitas dakwahnya dari keadaan yang sangat sederhana,tidak
jarang beliau berjalan berpuluh – puluh kilometer dalam keadaan gelap
gulita dengan hanya membawa sebuah obor.Dalam keadaan sakit semangatnya
dalam berdakwah tidak berkurang dan saya masih ingat pada saat
peletakan batu pertama pemugaran Masjid Jami’ Babussalam kota
Lawang,waktu itu beliau dalam keadaan sakit akan tetapi beliau tetap
hadir untuk menemui seluruh santrinya.Beliau sangat dikenal luas
memiliki peranan sangat besar dalam syiar Islam,peran pentingnya
tecatat pada sekita 50 pembangunan sarana agama di kota Lawang dan
sekitarnya dan beliau selalu di garis depan.Untuk pembangunan sarana
agama tesebut sebagian dari harta beliau sendiri dan beliau lakukan
secara sembunyi – sembunyi tanpa sepengetahuan keluarga beliau.Setelah
beliau wafat keluargany baru mengetahui begitu banyak sarana agama yang
telah berdiri,ternyata tidak lepas dari peranan penting Ustadz Anis.
Majelis
yang paling dicintainya majelis yang secara rutin beliau selenggarakan
setiap Ahad Pagi.Pada awalnya Majelis ini adalah ditujukan untuk
mengajar ketiga adik beliau yaitu Habib Husein,Habib Idrus dan Habib
Abdullah di kediaman Ibunda beliau.Seiring perkembangan waktu satu demi
satu berdatanganlah orang – orang lainnya mengikuti majelis tersebut
sehingga rumah Ibunda beliau tidak menampung,Dengan izin Allah SWT,suatu hari Majelis ini dipindahkan ke Masjid Jami’ Babussalam – Lawang.
Dalam
aktivitas mengajarnya, beliau adalah figur pengajar yang sangat santun
kepada murid – muridnya.Beliau mencintai murid – muridnya tanpa
sedikit memandang status sosial mereka,perhatian beliau juga sangat
besar kepada murid – muridnya,hingga beliau hafal dengan seluruh
muridnya.Bila ada murid yang tidak di majelis tersebut belaiu selalu
menanyakan perihal ketidak hadiran muridnya tersebut.Selain beliau
santun juga berwibawa dan sangat berpengaruh di tengah – tengah
masyarakat.
Habib
Anis juga dengan ahli dzikir, dalam keadaan dan kondisi
apapun,lisannya selalu dibasahi untaian kalimat dzikirullah.Dalam
sehari semalam secara rutin beliau membaca sekitar 30 macam wirid dan
dzikir yang terus beliau jaga secara istiqamah hingga akhir
hayat.Beliau juga sosok yang dapat dijadikan teladan dalam hal
kebiasaan membaca.Di sela – sela kesibukannya beliau masih bisa
meluangkan waktu untuk membaca.
Di
suatu keheningan Shubuh yang tenang Habib Anis mengambil air
wudhu,berpakaian rapi, lengkap dengan wewangian dan kopiah yang biasa
dikenakannya.Sebelum sempat menghadap Allah SWT untuk menunaikan shalat
Shubuh,Sang Khaliq berketetapan untuk lebih dulu menjemput Habib
Anis.Hari itu tepatnya pada tanggal 5 Sya’ban 1428 H / 19 Agustus
2007,Al – Habib Ahmad Anis bin Hasan bin Shahab meninggalkan dunia yang
fana ini,proses sakaratul mautnya begitu ringan dan sangat
cepat,hingga pihak keluarga pun sempat tidak menyadarinya.
Pada
saat pemakamannya,tidak kurang dari sepuluh ribuh orang yang
mengantarkan jenazahnya menuju tempat peristirahatannya yang
terakhir.Para pelayat yang hadir saat itu dari Pulau Jawa dan luar
Jawa.Beberapa hari menjelang wafat pada suatu malam beliau bermimpi
masuk ke rumah Rasulullah SAW.Beliau menceritakan impiannya itu kepada
seseorang dan menakwilkannya bahwa dirinya insya’ Allah telah aman
dalam naungan Rasulullah SAW datuknya dan kecintaanya.
Setelah
berlalu waktu tiga pekan sejak wafatnya,seseorang datang kepada
keluarga Habib Anis dan bercerita bahwa malam sebelumnya ia bermimpi
bertemu Habib Anis.Dalam impian tersebut Habib Anis mengatakan bahwa
Sayyidina Al – Faqih Al – Muqaddam datang kepadanya untuk membantu
mempermudah hingga ia merasakan proses sakaratul maut yang dialaminya
sangat baik dan mudah.Semua itu adalah berkah dari Rasulullah SAW dan
Sayyidina Al – Faqih Al – Muqadam, kata Habib Anis dalam impian orang
tersebut.
Semoga
amaliyah di alam dunia digantikan dengan kebahagian di negeri akhirat
dan dikumpulkan bersama Rasulullah SAW dan Sayyidina Al – Faqih Al –
Muqadam dan para pendahulunya yang sangat beliau cintai dalam
hidupnya.Begitu pun teladan dan semua yang diajarkannya semoga membawa
manfaat bagi kita semua,amin.
Komentar
Posting Komentar